Minggu, 02 Desember 2012

Service Excellence


Tahun 2011 adalah tahun yang sangat baik bagi sebuah Bank Lokal yang berkantor pusat di Jakarta. Bank Lokal ini masuk ke dalam kategori 3 Customer Care Center (Call Center) Terbaik dengan definisi Peringkat ke 3 Phone Banking – Officer Terbaik versi majalah Infobank yang bekerjasama dengan MRI (Marketing Research Indonesia). Selidik punya selidik, Bank Lokal ini hanya memiliki tiga orang karyawan Call Center yang bekerja di Kantor Pusat. Jam Kerja Operasional untuk Call Center Bank Lokal ini pun hanya dimulai dari jam 08.00 s/d 17.00 WIB. Call Center ini hanya dapat menerima dan menjawab keluhan dan pertanyaan-pertanyaan dari para Nasabah-nya sesuai Jam Kerja Operasional-nya. Tentulah hal ini membuat Bank – Bank Asing dan Lokal lainnya, yang telah memiliki lebih banyak karyawan yang dipekerjakan sebagai Call Center dan dengan jam operasional 24 jam,  bertanya-tanya mengenai kriteria apa yang menjadi patokan, sehingga Bank Lokal tersebut dengan jumlah officer dan jumlah jam operasional yang minim ini dapat masuk ke dalam 3 Peringkat tertinggi melalui survey pelanggan yang dilakukan.

Melihat kenyataan tersebut di atas, kita dapat mempelajari bahwa Kualitas memainkan peranan yang amat besar, jauh melebihi sebagian kecil hal kuantitas yang meskipun dapat diukur, namun tidak dapat memberikan jaminan untuk memenangkan bisnis dan pelanggan di pasar. Pasar yang memiliki segmentasi yang khusus, lebih mengandalkan cara pelayanan yang sesuai dengan gaya pembelian para pelanggannya. Untuk dapat menyambut Gaya Pembelian dari para pelanggan tersebut, Perusahaan harus bersandar pada Service Excellence. Apakah Service Excellence itu?
Service Excellence sangat dekat dengan para pelanggan. Bahkan Service Excellence adalah bagian terpenting yang terdapat dalam diri para pelanggan. Service Excellence berarti, memberikan pelanggan kita:
  1. Apa yang mereka inginkan (What)
  2. Tepat sesuai waktu yang diinginkannya (When)
  3. Cara terbaik bagaimana mereka mendapatkannya (How)
Service Excellence dapat dipahami dengan melayani lebih dari yang diharapkan, dengan memberi perhatian Waktu, Ketepatan, Keamanan, Kenyamanan, Kuantitas, Kualitas, Biaya dan Proses yang memuaskan. Cara yang paling mudah untuk dapat menerapkan Service Excellence adalah dengan memposisikan diri kita sebagai pelanggan. Selain itu, kita juga perlu berempati dengan posisi pelanggan dan memberikan pelayanan kepada pelanggan seperti apa yang kita inginkan sendiri.
Unsur Kualitas yang terdapat pada Service Excellence sudah mencakup semua Kualitas pelayanan yang diinginkan pelanggan. Pepatah Perancis mengatakan, “Satu senyuman membuat ribuan hati berbunga-bunga”. Dari pepatah ini kita dapat mengambil makna positif dalam bisnis, bahwa sekecil apapun pelayanan yang kita atau Perusahaan berikan kepada pelanggan, mempunyai arti yang besar bagi pelanggan.
Dalam menghadapi Kompetisi  Bisnis yang sangat ketat, dimana tingkat persaingan bisnis dari hari ke hari semakin tajam. Perusahaan harus berlomba-lomba memenangkan persaingan. Dan Perusahaan yang mampu memberikan kualitas pelayanan terbaiklah yang akan mampu memenangkan persaingan. Faktor kompetensi, pengetahuan tentang pelanggan dan harapan pelanggan sangat memegang peranan penting dalam mengimplementasikan Service Execellence. Dan berkaitan dengan cerita mengenai kesuksesan Bank Lokal di atas, faktor utama yang terpenting dalam mengimplementasikan Service Excellence adalah Kualitas Standar Mutu Kerja yang Tinggi.
Di bawah ini adalah beberapa hal penting yang harus dilakukan untuk mewujudkan Service Excellence yaitu:
Mengenali siapa, posisi  dan apa kebutuhan pelanggan
Memberikan pelayanan dengan ramah, tepat waktu dan sesuai yang dibutuhkan
Dengarkan apabila ada keluhan dan usahakan sedapat mungkin dapat diselesaikan pada hari yang sama. Apabila tidak dapat diselesaikan tepat waktu, harus terus di-follow up ke bagian internal Perusahaan yang terkait, hingga keluhan dapat diselesaikan
Terus menerus melakukan improvement baik dari sisi sumber daya manusia, produk maupun fasilitas pendukung
Minta maaf apabila melakukan atau terjadi kesalahan
Mengucapkan terima kasih kepada pelanggan atas kesetiaannya menggunakan produk atau jasa layanan perusahaan kita
Memberikan pujian sewaktu-waktu kepada pelanggan
Pertanyaannya sekarang adalah, siapakah yang harus melakukan Service Excellence ini? Tentunya untuk tugas yang sangat mulia ini, Perusahaan tidak boleh lengah memposisikan seseorang yang tidak memiliki jiwa melayani yang tinggi untuk melakukan tugas ini. Customer Service adalah salah satu posisi pekerjaan sebagai ujung tombak perusahaan. Posisi lain seperti security, operator telepon, teller dll, yang walaupun juga menjadi ujung tombak perusahaan untuk melakukan service kepada pelanggan, namun tidak sedalam tanggung jawab seorang Customer Service dalam menangani berbagai macam keluhan dan pertanyaan dari pelanggan.
Customer Service adalah kaki tangan pelanggan dalam menyelesaikan persoalannya terhadap perusahaan, tempat dimana pelanggan mempercayakan produk atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan, untuk dibeli dan dimanfaatkannya. Sebagai kaki tangan pelanggan, Customer Service menjadi satu-satunya pihak yang sangat dekat dengan kebutuhan dan persoalan pelanggan.
Kesetiaan pelanggan untuk tetap menggunakan produk atau jasa Perusahaan sangat dipengaruhi oleh kualitas pelayanan dari Customer Service Perusahaan tersebut. Dan dalam persaingan bisnis yang sangat sengit ini, Customer Service merupakan Competitive Advantage dalam pengembangan bisnis. Kita dapat melihat dan memperhatikan kepiawaian seorang Customer Service dalam menjawab persoalan dan pertanyaan pelanggan, menjadi faktor penentu bagi pengembangan bisnis. Jadi, jika perusahaan Anda belum memperlihatkan hasil signifikan dalam bisnis, usahakanlah untuk memiliki Customer Service yang handal dan bersandar pada Service Excellence! (Referensi Theresia L)

Salam sukses

Pentingnya Membangun Tim Work

Acapkali problem utama yang terjadi bagi seorang karyawan baru di suatu perusahaan adalah mendapatkan kritik dari rekan kerja maupun manajemen karena tidak mampu bekerja sama dengan orang lain terutama dengan mereka yang lebih rendah tingkat pendidikannya namun memiliki pengalaman kerja yang lebih lama. 
Hal ini perlu disadari oleh karyawan baru itu bahwa kemampuan bekerja sama dengan orang lain merupakan modal dasar hidup berkelompok atau berorganisasi. Harus diingat, perusahaan memerlukan "super team" bukannya "super man" 

Definisi Team / Kelompok 

Sebelum masuk ke pengertian team work, ada baiknya kalau kita memahami terlebih dahulu unsur-unsur yang ada dalam sebuah team. Sebuah team, umumnya memiliki beberapa unsur, yaitu 
1. Sekelompok orang 
2. Memiliki tujuan yang sama 
3. Ada kerjasama 

Berdasarkan unsur-unsur diatas, maka team adalah " sekelompok orang yang enerjik dan memiliki komitmen untuk mencapai tujuan umum dengan membangun dan membentuk kerjasama guna memperoleh hasil dengan kualitas tertinggi" atau dengan pengertian lain, team adalah "kumpulan orang-orang yang harus mengadalkan kerjasama grup jika masing-masing anggotanya ingin mengalami keberhasilan dan pencapaian tujuan yang optimum." 

Team beranggotakan orang-orang yang dikoordinasikan untuk bekerjasama, yang antara lain memiliki tujuan dan pencapaian target yang sama.


Peran Team

Kepuasan yang dicapai melalui sebuah team dihasilkan dari menguatnya sistem nilai seseorang setelah adanya sharing nilai. Selain itu individu juga mendapatkan kekuatan psikologis karena adanya kebersamaan.

Tujuan dibentuknya team adalah untuk mengumpulkan sumber daya kolektif guna mencapai keputusan yang lebih baik, dengan asumsi bahwa kemampuan dan pengalaman anggota dapat dimanfaatkan secara optimal.

Kombinasi antara skill akan mempermudah proses kerja dan juga akan lebih mampu menciptakan serta mengembangkan gagasan daripada pekerjaan itu dikerjakan sendiri.

Berdasarkan proses kerja yang dilakukan oleh sebuah team dalam mengelola kegiatan, maka unsur-unsur manajemen yang sebaiknya dijadikan dasar adalah Plan, Do, Check, Action atau yang lebih dikenal dengan istilah PDCA.

Plan, merupakan proses awal yang diperlukan untuk memastikan bahwa sumber daya yang diperlukan cukup memadai baik segi kualitas maupun kuantitasnya serta menentukan secara jelas arah/ sasaran kegiatan.

Perencanaan yang baik mempertimbangkan beberapa faktor, antara lain:
1. Sumber daya manusia
2. bahan baku, material, peralatan, dan apa saja yang digunakan dalam proses kegiatan
3. metode atau cara kerja
4. faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi proses kerjanya

Sedangkan dalam format rencana pelaksanaannya sebaiknya mampu menjawab beberapa hal  dibawah ini:
1. Apa yang akan dikerjakan/ dikelola
2. Mengapa harus dikerjakan atau apa akibatnya bila tidak dikerjakan
3. Bagaimana cara mengerjakan
4. Kapan dan dimana tempatnya
5. Siapa pelaksananya
6. Berapa biayanya

Do, kerjakan apa yang telah dirancanakan. Catat bila ada hal-hal penting selama proses mengerjakan kegiatan tersebut.

Check, merupakan kegiatan evaluasi untuk melihat apakah sasaran telah dicapai dengan cara membandingkan antara perencanaan dan pelaksanaannya.

Action, adalah suatu tindak lanjut untuk melakukan penyempurnaan pekerjaan apabila ada yang belum tercapai.

Proses PDCA ini jika sudah terlaksana, akan berubah menjadi SDCA, yaitu Standart, Do, Check, Action. Mengapa menjadi standart, karena plan yang telah terlaksana sesuai dengan sasaran akan menjadi masterpiece untuk tindakan pekerjaan secara rutin.
(referensi Mas Bambang PS)
SALAM SUKSES

TIM BUILDING

PENGERTIAN


Team building adalah suatu upaya yang dibuat secara sadar untuk mengembangkan kerja kelompok dalam suatu organisasi. Ahli-ahli ilmu sosial menyebut kelompok adalah suatu kumpulan orang yang terdiri dari dua atau lebih yang berinteraksi dengan stabil dan diantara mereka mempunyai tujuan yang sama serta menganggap kelompok itu sebagai kelompoknya sendiri (merasa memiliki). Walaupun tak dapat disangkal bahwa ada beberapa kegiatan/aktifitas yang mungkin lebih efisien bila  dikerjakan  oleh perseorangan, namun banyak sekali masalah yang bersifat terlalu luas dan terlalu kompleks untuk ditangani oleh satu orang. Dalam hal ini kerja team pada manajemen dapat memberikan hasil akhir yang lebih efektif dibanding dengan kerja perorangan.

KARAKTERISTIK KELOMPOK/TIM


Karakteristik Kelompok atau Tim:
1.  Terdiri dari dua orang atau lebih dalam interaksi sosial baik secara verbal maupun non verbal.
2.  Anggota kelompok harus mempunyai pengaruh satu sama lain supaya dapat diakui menjadi anggota suatu kelompok.
3.   Mempunyai struktur hubungan yang stabil sehingga dapat menjaga anggota kelompok secara bersama dan berfungsi sebagai suatu unit.
4.   Anggota kelompok adalah orang yang mempunyai tujuan atau minat yang sama.
5. Individu yang tergabung dalam kelompok, saling mengenal satu sama lain serta dapat membedakan orang-orang yang bukan anggota kelompoknya.
  
Mengapa Diperlukan Team Building ?

Pada prinsipnya kita memerlukan team building untuk memperbaiki kinerja kelompok yang kita miliki, namun ada beberapa kondisi yang perlu dipertimbangkan dalam pelaksanaan team building, antara lain:
1.      Kondisi kelompok yang memerlukan peningkatan moralitas dan hasil kerja tim.
2.      Pucuk pimpinan yang jarang berfikir dan bertindak sebagai bagian  sebuah kelompok.
3.   Terjadi kurang pengertian antar sesama anggota kelompok,  tidak ada arahan  dan semangat  kerja yang timbul dalam suatu kelompok,  sehingga kelompok  kehilangan arah kerja.
4.  Dalam kelompok baru dimana terdapat beberapa individu yang menonjol tapi tidak dapat bekerja bersama dalam kelompok.
5.  Kurangnya rasa percaya diri antar sesama anggota tim, tidak dapat dicapai kesepakatan terhadap tujuan bersama tim dan adanya ketidaktahuan akan  kemungkinan peluang yang dapat dilakukan oleh anggota tim.     

MANFAAT MEMBANGUN TIM


Team building  yang dilakukan secara benar dan berkesinambungan akan memberikan hasil perubahan yang seringkali jauh lebih baik dari dugaan semula.   

 Manfaat atau hasil yang dirasakan : 
 Bagi pimpinan tim /kelompok :
1.     Pimpinan tim akan menjadi lebih kuat dan lebih efektif
2.   Pimpinan tim mampu menyesuaikan gaya kepimimpinannya, dengan lebih memperhatikan kepentingandan tanggung jawab kelompok dibandingkan kepentingan pribadi
3.   Terdapat apresiasi yang lebih besar dari pimpinan tim terhadap kebutuhan anggota tim dan bagian-bagian dalam tim.
4.  Pimpinan menjadi lebih mampu untuk berkomunikasi  secara langsung kepada anggota tim sehingga terjadi hubungan pengertian yang lebih baik antara pimpinan dan anggota tim.
5.    Pimpinan tim memiliki inisiatif untuk lebih memahami prakasa anggotanya.
6.    Pimpinan mempunyai komitmen yang lebih tinggi terhadap sasaran kerja dan memiliki harapan yang lebih besar.

Bagi individu anggota tim /kelompok :
1.  Sebagian besar individu memiliki pendekatan yang lebih persuasif, toleransi menjadi lebih tinggi dan memiliki kepercayaan untuk mengajukan argumentasi tanpa terikat oleh hirarki.
2.     Komunikasi dan dialog antar sesama anggota kelompok menjadi lebih bebas  dan terbuka, yang selama ini menjadi salah satu hambatan utama dalam perkembangan kelompok.
3.    Terdapat “ruang “ yang lebih terbuka untuk mengakui beberapa kelemahan-kelemahan pribadi, bahkan kadangkala tidak jarang yang mengundurkan diri karena kesadaran diri (ini bukan penyelesaian yang diharapkan).
4. Banyak masalah antar pribadi sesama anggota tim/kelompok yang selama ini mengganjal dapat dipecahkan dengan lebih mudah karena keterbukaan semua anggota tim.

Bagi pelaksanaan  kerja tim/kelompok :
1.      Pertemuan tim/kelompok menjadi lebih terstruktur dan efektif.
2.      Hasil   yang diperoleh lebih dapat diterima dan terdistribusi dengan baik kepada sesama peserta.
3.      Terjadi perbaikan kerja dalam mencapai sasaran,  peningkatan kemampuan dalam mengevaluasi individu dan kelompok dengan cara yang lebih profesional.
4.   Tingkat komunikasi dalam dan antar kelompok menjadi lebih komprehensif dan efektif, walaupun dalam kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan.
5.      Komitmen yang lebih kuat terhadap sasaran-sasaran baru.
6.      Terciptanya otonomi yang lebih besar pada tingkat manajer.
7.   Lebih banyak waktu digunakan untuk bekerja sama dengan kolega dan bekerja sama dalam mencapai tujuan.  

Demikian sedikit gambaran mengenai Tim Building yang diambil dari beberapa referensi.

Salam Sukses !

Sabtu, 24 November 2012

Komunikasi dalam organisasi

komunikasi ialah satu cara manusia berhubungan yang melibatkan pengertian atau maksud, dengan syarat mereka perlu setuju dengan definisi istilah-istilah yang digunakan berdasarkan sesuatu yang simbolik seperti isyarat, huruf, nomor, dan perkataan yang melambangkan atau menyerupai ide-ide yang dapat menyampaikan maksud .

Komunikasi organisasi merunjuk pada pola dan bentuk komunikasi yang terjadi dalam konteks dan jarngan organisasi.
Dalam teori-teori organisasi ada dua hal yang mendasar yang dijadikan pedoman:
Teori tradisi posisional yang meneliti bagaimana manajemen menggunakan jaringan-jaringan formal untuk mencapai tujuannya.
Teori tradisi hubungan antar pribadi yang meneliti bagaimana sebuah organisasi terbentuk melalui interaksi antar individu.

Manusia di dalam kehidupannya harus berkomunikasi, artinya memerlukan orang lain dan membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi. Hal ini merupakan suatu hakekat bahwa sebagian besar pribadi manusia terbentuk dari hasil integrasi sosial dengan sesama dalam kelompok dan masyarakat. Di dalam kelompok/organisasi itu selalu terdapat bentuk kepemimpinan yang merupakan masalah penting untuk kelangsungan hidup kelompok, yang terdiri dari pemimpin dan bawahan/karyawan. 

Di antara kedua belah pihak harus ada two-way-communications atau komunikasi dua arah atau komunikasi timbal balik, untuk itu diperlukan adanya kerja sama yang diharapkan untuk mencapai cita-cita, baik cita-cita pribadi, maupun kelompok, untuk mencapai tujuan suatu organisasi. Kerja sama tersebut terdiri dari berbagai maksud yang meliputi hubungan sosial/kebudayaan. Hubungan yang terjadi merupakan suatu proses adanya suatu keinginan masing-masing individu, untuk memperoleh suatu hasil yang nyata dan dapat memberikan manfaat untuk kehidupan yang berkelanjutan. 

Dalam melakukan komunikasi organisasi, Steward L.Tubbs dan Sylvia Moss dalam Human Communication menguraikan adanya 3 (tiga) model dalam komunikasi:
Model komunikasi linier (one-way communication), dalam model ini komunikator memberikan suatu stimuli dan komunikan melakukan respon yang diharapkan tanpa mengadakan seleksi dan interpretasi. Komunikasinya bersifat monolog.

Model komunikasi interaksional. Sebagai kelanjutan dari model yang pertama, pada tahap ini sudah terjadi feedback atau umpan balik. Komunikasi yang berlangsung bersifat dua arah dan ada dialog, di mana setiap partisipan memiliki peran ganda, dalam arti pada satu saat bertindak sebagai komunikator, pada saat yang lain bertindak sebagai komunikan.

Model komunikasi transaksional. Dalam model ini komunikasi hanya dapat dipahami dalam konteks hubungan (relationship) antara dua orang atau lebih. Pandangan ini menekankan bahwa semua perilaku adalah komunikatif. Tidak ada satupun yang tidak dapat dikomunikasikan.

Fungsi komunikasi dalam organisasi
- Proaksi dan regulasi
- Menentukan tujuan organisasi
- Menentukan area permasalahan
- Mengevakuasi performa
- Memberikan komando, instruksi, memimpin, dan mempengaruhi inovasi
- Mendapatkan informasi baru
- Cara mengkomunikasikan susuatu yang baru dalam sosialisasi dan perbaikan
- Harga diri anggota

Manusia di dalam kehidupannya harus berkomunikasi, artinya memerlukan orang lain dan membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi. Hal ini merupakan suatu hakekat bahwa sebagian besar pribadi manusia terbentuk dari hasil integrasi sosial dengan sesama dalam kelompok dan masyarakat. Di dalam kelompok/organisasi itu selalu terdapat bentuk kepemimpinan yang merupakan masalah penting untuk kelangsungan hidup kelompok, yang terdiri dari pemimpin dan bawahan/karyawan. 

Di antara kedua belah pihak harus ada two-way-communications atau komunikasi dua arah atau komunikasi timbal balik, untuk itu diperlukan adanya kerja sama yang diharapkan untuk mencapai cita-cita, baik cita-cita pribadi, maupun kelompok, untuk mencapai tujuan suatu organisasi. Kerja sama tersebut terdiri dari berbagai maksud yang meliputi hubungan sosial/kebudayaan. Hubungan yang terjadi merupakan suatu proses adanya suatu keinginan masing-masing individu, untuk memperoleh suatu hasil yang nyata dan dapat memberikan manfaat untuk kehidupan yang berkelanjutan. 

Hubungan yang dilakukan oleh unsur pimpinan antara lain kelangsungan hidup berorganisasi untuk mencapai perkembangan ke arah yang lebih baik dengan menciptakan hubungan kerja sama dengan bawahannya. Hubungan yang dilakukan oleh bawahan sudah tentu mengandung maksud untuk mendapatkan simpati dari pimpinan yang merupakan motivasi untuk meningkatkan prestasi kerja ke arah yang lebih baik. Hal ini tergantung dari kebutuhan dan cara masing-masing individu, karena satu sama lain erat hubungannya dengan keahlian dan tugas-tugas yang harus dilaksanakan.

Kepemimpinan

Fungsi Kepemimpinan dalam Manajemen
Aspek Kepemimpinan dalam Manajemen
Pemimpin pada hakikatnya adalah seseorang yang mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi orang lain di dalam kerjanya dengan menggunakan kekuasaan. Kekuasaan adalah kemampuan untuk mengarhkan dan mempengaruhi bawahan sehubungan dengan tugas-tugas yang harus dilaksanakannya.

Sedangkan Stoner mengemukakan bahwa kepemimpinan manajerial dapat diartikan sebagai suatu proses pengarahan dan pemberian pengaruh kepada kegiatan-kegiatan dari sekelompok anggota yang saling berhubungan tugasnya. Ada 3 implikasi penting dari pengertian tersebut yaitu pertama, kepemimpinan menyangkut orang lain-bawahan atau pengikut. Disini terdapat unsure kesediaan bawahan untuk menerima pengarahan dari pemimpin. Kedua, Kepemimpinan menyangkut suatu pembagian kekuasaan yang tidak seimbang. Disini pemimpin mempunyai wewenang untuk mengarahkan bawahan, akan tetapi bawahan tidak dapat mengarahkan kegiatan pemimpin. Ketiga, selain dapat memberikan pengarahan kepada bawahan, pemimpin juga dapat mempergunakan pengaruh. Dengan kata lain, pemimpin tidak hanya dapat memerintah bawahan apa yang harus dilakukan, akan tetapi juga dapat mempengaruhi bawahan melaksanakan perintahnya.
Dari beberapa hal tersebut diatas, diketahui bahwa bagaimana pemimpin berperilaku akan sangat berpengaruh terhadap roda organisasi yang mana tingkah laku tersebut akan banyak dipengaruhi oleh latar belakang pengetahuannya, nilai-nilai dan pengalaman mereka. Mengenai bidang kebebasan penggunaan wewenang pemimpin terhadap bawahaanya akan dijelaskan dalam bagan berikut;



Gambar : Perilaku Pemimpin
Keterangan
1. Pimpinan membuat keputusan
2. Pimpinan menjual keputusan
3. Pimpinan menyajikan gagasan
4. Pimpinan menawarkan keputusan
5. Pimpinan menerima saran, membuat keputusan
6. Pimpinan minta kelompok untuk membuat keputusan
7. Pimpinan memperbolehkan bawahan berfungsi dalam batas tertentu.

Dari beberapa uraian tersebut diatas, dapat diketahui bahwa pemimpin mempunyai pengaruh yang cukup besar bagi perkembangan organisasi. Untuk itulah, setiap organisasi harus bisa menemukan pemimpin-pemimpin yang sesuai sehingga visi dan misi organisasi bisa terwujud sesuai dengan harapan.

Penelitian-penelitian yang dilakukan oleh para spikolog dan para peneliti lainnya telah menemukan beberapa karakteristik pemimpin adalah sebagai berikut; Edwin Ghiselli dalam penelitian ilmiahnya telah menunjukkan sifat-sifat tertentu yang tampaknya penting untuk kepemimpinan efektif. Sifat-sifat adalah sebagai berikut;
a. Kemampuan dalam kedudukannya sebagai pengawas (Supervisory ability) atau pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen, terutama pengarahan dan pengawasan pekerjaan orang lain.
b. Kebutuhan akan prestasi dalam pekerjaan, mencakup pencarian tanggungjawab dan keinginan sukses.
c. Kecerdasan, mencakup kebijakan, pemikiran kreatif dan daya pikir.
d. Ketegasan atau kemampuan untuk membuat keputusan-keputusan dan memecahkan masalah-masalah dengan cakap dan tepat.
e. Kepercayaan diri, atau pandangan terhadap dirinya sebagai kemampuan untuk menghadapi masalah.
f. Inisiatif, atau kemampuan untuk bertindak tidak tergantung, mengemabngkan serangkaian kegiatan dan menemukan cara-cara baru atau inovasi baru.

Sedangkan H. Jodeph Reitz (1981) mengungkapkan bahwa factor-faktor yang mempengaruhi efektifitas pemimpin meliputi:
a. Kepribadian (personality) pengalaman masa lalu dan harapan pemimpin. Misalnya jika dia pernah sukses dengan cara menghargai bawahan maka cenderung akan menerapkan gaya kepemimpinan yang berorientasi pada bawahan.
b. Pengharapan dan perilaku atasan. Misalnya atasan yang memakai gaya berorientasi pada tugas cenderung manajer juga akan menggunakan gaya itu.
c. Karakteristik, harapan dan perilaku bawahan, mempengaruhi gaya kepemimpinan manajer. Contohnya jika seorang karyawan yang mempunyai kemampuan tinggi biasanya akan kurang memerlukan pendekatan yang direktif dari pemimpin.
d. Kebutuhan tugas, setiap tugas bawahan juga akan mempengaruhi gaya pemimpin contohnya bawahan yang bekerja pada pengolahan data (Litbang) menyukai pengarahan yang lebih berorientasi kepada tugasnya.
e. Iklim dan kebijakan organisasi mempengaruhi harapan dan perilaku bawahan. Contohnya, kebijakan dalam pemberian penghargaan terhadap prestasi bawahan akan mempengaruhi motifasi kerja bawahan.
f. Harapan dan perilaku rekan. Misalnya manajer membentuk persahaban dengan rekan-rekan dalam organisasi. Sikap rekan mereka tersebut akan mempengaruhi perilaku rekan-rekan yang lain.

Aktifitas kami

Add caption


Foto

Foto  Foto  Foto

Foto  Foto

Foto       Foto

Foto

 Foto      Foto

 Foto

 Foto

  Foto



Foto

 Foto


Tentang Bamboo ROMT

Bamboo ROMT adalah sebuah sebuah institusi training yang mempunyai komitmen dan menanamkan dedikasi penuh dalam pengembangan sumber daya manusia dengan media kegiatan alam terbuka.  Petualangan memberikan kesempatan kepada partisipan untuk melepaskan diri dari suasana rutin yang terkadang menjemukan, dengan harapan partisipan dapat menarik suatu makna dari setiap getaran alam dan irama bertualang yang akhirnya partisipan dapat menarik benang merah terhadap kehidupan, profesi, bahkan membentuk paradigma baru.  Kemampuan tinggi akan manajerial dan aspek teknis belum dapat menjadi andalan apabila tidak diimbangi oleh sikap mental positif serta kemampuan untuk bekerjasama secara tim yang optimal.


Bamboo ROMT dibutuhkan untuk membantu dalam mengembangkan pola pikir, persepsi, dan sikap positif dari setiap anggota tim, melalui pengembangan kesadaran individu (awareness) dan untuk menerapkan prilaku kerja yang efektif dalam menunjang tujuan kelompok kerjanya

METODE
Anda akan dikondisikan dalam suatu tantangan yang menarik, dengan kegiatan di alam terbuka sebagai media pendidikan. Anda juga akan dihadapkan pada tantangan fisik dan mental yang didesain khusus, tetapi tidak melampaui kapasitas anda.
Petualangan dan tantangan yang akan dihadapi merupakan gabungan dari kerjasama tim dan pengembangan diri. Fokusnya adalah pengembangan dari ‘keterampilan hidup’ yang terdiri dari inisiatif, kepemimpinan, komunikasi, pengambilan keputusan, kerjasama menghadapi resiko, dan kepercayaan.
Hasil yang diperoleh dari melakukan kegiatan sebelumnya akan dibicarakan dalam diskusi. Penekanan pada proses belajar merupakan hal penting dalam diskusi. Selanjutnya anada akan mendapat kesempatan untuk mengaplikasikannya pada kegiatan berikutnya. Metode ‘Learning by doing’ yang kami gunakan memberi kesempatan pada anda untuk berefleksi pada aktifitas terdahulu dan anda diharapkan dapat mempersiapkan diri untuk menghadapi situasi dan tantangan berikutnya. Konsep ini dipakai secara efektif oleh BAMBOO Real Outdoor Management Training

KEPEMIMPINAN
Kemampuan untuk memimpin akan ditekankan : bagaimana mengoptimalkan dan menggunakan sumber daya yang ada untuk meraih tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Anda didorong untuk memberikan pendapat dan mendukung ide-ide anda ke dalam usaha untuk meraih tujuan dengan suara bulat

KEPERCAYAAN DIRI
Dalam setiap pengambilan keputusan selalu ada resiko yang harus dihadapi. Keputusan yang tepat melibatkan waktu, pengertian akan konsekuensi, tanggung jawab, dan usaha. Anda akan didorong untuk menghadapi resiko tidak sebagai ancaman melainkan sebagai kesempatan 

PENGEMBANGAN KELOMPOK
Sebuah tim yang cakap dan solid tidak terjadi dengan sendirinya. Untuk mendapatkan tim yang cakap dan solid perlu dibentuk, dipelihara, dan dijaga. Bamboo Real Outdoor Management Training memberikan tantangan yang harus dihadapi dan diselesaikan oleh tim. Para peserta akan mendapat kesempatan untuk mengembangkan keterampilan kerjasama mereka,  menganalisa masalah, perencanaan, penempatan dan pencapaian target, manajemen waktu, dan komunikasi.

Keberhasilan yang dibangun bersama adalah BUKTI dari berfungsinya semua nilai-nilai positif dari setiap individu dalam tim.

Motto :

" TIDAK ADA RINTANGAN YANG TIDAK DAPAT DI SELESAIKAN "

SALAM SUKSES  
Bamboo ROMT

CP :
Pram - 0817-484-2336
Email : bambooromt@gmail.com